Thursday, January 25, 2007

SHALAT - MI'RAJ AL-MU'MININ

1. An nafs al-hayawaniyyah

An nafs al-hayawaniyah adalah bagian dari keakuan kita. Secara naluriah ia dikodratkan untuk selalu ingkar kepada titah Sang Pencipta / Al Khaliq. Ia adalah pengejawantahan dari Sang Iblis yang tubuhnya mengandung racun yang ganas yang disebut kebodohan / al-umniyah dan angan-angan / al-wahm. Racun yang akan membuat siapa pun yang terkena akan kehilangan kesadaran, terseret dalam imajinasi nirwujud / al-mumtani? yang membuat seseorang sesat / al-idhlal dalam memaknai segala sesuatu.

Ia beribadah dengan cara menjalankan titah Yang Maha Menyesatkan / Al-Mudhill, yakni menggoda orang-orang beriman / qaum al-mu'minin agar tergelincir dari jalan lurus / shirat yang menuju ke istana Sang Pemberi Keamanan / Al-Mu'min agar jatuh ke jurang kehinaan Al-Mudzill yang sangat pedih.

2. An nafs al-ammarrah 'al-Islam

An nafs al ammarrah secara naluriah dikodratkan memuja dan menyembah Penciptanya dengan cara berdiri / qiyam. Ia perlambang api yang secara kodrati selalu naik dengan arah tegak lurus.

Inilah tingkatan anak tangga ruhani yang disebut dengan istilah al Islam, yakni tangga pengetahuan tingkat pertama.

Secara naluriah ia cenderung mengajak kepada perbuatan jahat. Ia sangat bangga dengan nama besar dan identitas diri. Ia melakukan sesuatu karena dilandasi dengan pamrih ingin dipuji dan ingin merasakan kenikmatan badani maupun ruhani.

3. An nafs al-lawwammah

An nafs al lawwammah secara naluriah dikodratkan memuja dan menyembah Penciptanya dengan cara merunduk / ruku'. Ia perlambang tanah yang secara kudrati manyamping datar.

Inilah tingkatan anak tangga ruhani yang disebut dengan istilah al Iman, yakni tangga pengetahuan tingkat kedua.

Ia cenderung suka mengaku-aku kehebatan diri dan mencela orang lain atau sebaliknya mencela diri dan memuji orang lain. Pengetahuannya masih sebatas mendengar, keyakinannya masih sebatas di mulut. Sekali waktu ketika ia mengarahkan pandangan ke dalam dirinya ia akan mencela dirinya sendiri dan menemukan kebijaksanaan berlimpah di dalamnya. Tetapi saat ia mengarahkan pandangan keluar dirinya ia cenderung mencela orang lain. Ia sangat bangga dengan amaliah perbuatannya.

4. An nafs al-mulhammah

An nafs al mulhammah secara naluriah dikodratkan memuja dan menyembah Penciptanya dengan cara berdiri / i'tidal. Ia perlambang air yang secara kodrati turun dengan arah tegak lurus.

Inilah tingkatan anak tangga ruhani yang disebut dengan istilah al-ihsan, yakni tangga pengetahuan tingkat ketiga.

Ia adalah kesadaran jiwa yang sudah dapat merasakan perbedaan nuansa kebenaran dan kebatilan. Ia mampu menangkap sarana yang bisa mengantar ke samudera kebahagiaan. Ia dapat membedakan ilham kefasikan dan ketakwaan yang masuk ke dalam hatinya. Tetapi ia seringkali kurang waspada dan terseret ke dalam lingkaran ilham kefasikan. Jiwa ini di dalam melakukan perjalanan ruhani berada di bawah pengawasan Allah.

5. An nafs al-muthma'innah

An nafs al muthma'innah secara naluriah dikodratkan memuja dan menyembah Penciptanya dengan bersujud / sujjud awwal. Ia perlambang udara yang secara kodrati melingkupi kehidupan di muka bumi.

Inilah tingkatan anak tangga ruhani yang disebut dengan istilah 'ilm al-yaqin, yakni tangga pengetahuan tingkat keempat.

Ia adalah jiwa yang tenang karena kedudukannya berada di tengah-tengah antara nafs dan ruh. Jiwa ini dalam melakukan perjalanan ruhani berada bersama Allah. Ia masih memiliki kecenderungan untuk tertarik pada suara-suara keindahan yang terdengar dari taman surgawi pancaran Al Jamal.

6. An nafs al-ar radhiyyah

An nafs ar radhiyyah secara naluriah dikodratkan memuja dan menyembah Penciptanya dengan duduk / jalsah awwal. Ia perlambang aether.

Inilah tingkatan anak tangga ruhani yang disebut dengan istilah 'ain al-yaqin, yakni tangga pengetahuan tingkat kelima.

Jiwa ini dalam melakukan perjalanan ruhani berada di dalam Allah. Jiwa ini tenggelam di dalam pengetahuan Allah. Ia adalah jiwa yang sudah berada di dalam keyakinan sempurna atas kehambaan dirinya dan keIlahian Rabb-nya.

7. An nafs al-mardhiyyah

An nafs al mardhiyyah secara naluriah dikodratkan memuja dan menyembah Penciptanya dengan bersujud / sujjud tsani. Ia perlambang cahaya yang dipancarkan dari matahari, bulan, bintang ke permukaan bumi.

Inilah tingkatan anak tangga ruhani yang disebut dengan istilah haqq al-yaqin, yaitu tangga pengetahuan tingkat keenam.

Ia adalah jiwa yang diridhai Allah. Ia menyaksikan kebenaran Tuhan dengan Tuhan / 'araftu Rabbi bi Rabbi. Ia jiwa yang terbang bebas memuji Keagungan dan Kebesaran Yang Maha Benar. Dalam kelana jiwanya yang bebas, ia selalu pemuja Penciptanya dengan suara Kebenaran.

8. An nafs al-kamilah / An nafs al-qaddisah

An nafs al-kamilah secara naluriah dikodratkan memuja dan menyembah Penciptanya dengan duduk / jalsah tsani. Itulah lambang al haba / atom.

Inilah tingkatan anak tangga ruhani yang disebut dengan istilah al Islam, yaitu tangga pengetahuan tingkat ketujuh.

Inilah tahap terakhir perkembangan jiwa menuju Jiwa. Inilah tahap puncak perkembangan aku menuju Aku. Inilah jiwa yang disucikan / an nafs al-qaddisah.


Mereka yang sudah memahami rahasia ini, menjadikan shalat sebagai sebuah proses kenaikan / mi'raj kesadaran dari anak tangga pertama kemajemukan / katsrah melampaui lima tahap kehadiran / al hadharat dan berakhir pada anak tangga ketujuh : Kesatuan Tauhid. Inilah yang dimaksud Nabi Muhammad saw dengan ucapan, shalat itu mi'raj bagi orang-orang beriman / ash shalat al-mi'raj al-mu'minin, yaitu proses terlampauinya tangga pengetehuan Islam /
Iman / Ihsan / 'Ilm al-Yaqin / 'Ain al-Yaqin / Haqq al-Yaqin / Islam.

Dengan demikian akhir sebuah shalat adalah salam. Salam dari As-Salam / Yang Memberi Kedamaian.

No comments: